Posted by kirom2015.blogspot.com
» Tuesday, January 29, 2019
Singkat cerita,
Dewi Marga Sari putrinya (Lembu Margo Joyo) di pilih menjadi Prajurit
Majapahit, sebab beliau walaupun perempuan pemberani dan sakti, di tempatkan di
keraton. Beliau mudan dan cantik, di keraton beliau di ganggu terus menerus
oleh Patih Majapahit (Patih Gajah) yang rupanya jelek dan tua. Dewi Margo Sari
merasa tidak senang walaupun beliau sakti karena yang mengganggu atasanya,
akhirnya Dewi Margo Sari melarikan diri dari keraton Majapahit berjalan ke
utara sambil bersembunyi karena kwartir dikejar oleh Patih Gajah beserta anak buahnya.
Dewi Margo Sari
berjalan kaki mulai dari keraton sampai ke kali lamong. Setibanya di kali
lamong air besar sekali, akhirnya beliau di datangi oleh kura-kura putih yang
sangat besar dan kura-kura tersebut bisa berbicara seperti ini “Wahai putri
yang cantik sekali kamu jangan sampai menyebrang kali ini tanpa ada yang
ditumpangi sebab air ini sangat deras arusnya, kalau kamu mau naiklah di
punggung saya dan akan saya seberangkan”. Dewi Margo Sari setelah mendengar
bicaranya kura-kura putih tersebut terkejut, setelah itu beliau minta petunjuk
kepada Yang Maha Kuasa benar atau tidak kura-kura itu menolongnya. Setelah
selesai minta petunjuk langsung naik ke punggungnya kura-kura putih tersebut
dan kura-kura itu langsung berjalan menuju tepi kali sebelah utara yang
sekarang disebut Mantup. Setelah turun dari kura-kura Dewi Margo Sari mengucap
“terima kasih” dan kura-kura tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya
(mantuk-mantuk).
Setibanya
didaerah Lamongan Dewi Margo Sari mencari alas gerutan yang keluar sinarnya,
sebab beliau mendengar berita dari Prajurit Majapahit kalau alas yang di masuki
orangnya bakal hilang jika tidak punya kesaktian, maka dari itu beliau menekad
mencari alas tersebut dan mau memasuki kalaupun hilang tidak masalah. Beliau
mencari alas itu berjalan siang dan malam samapai beberapa bulan. Setibanya di
alas wanar beliau melihat sinar yang luar biasa disemailah barat dan dari
situlah beliau menuju alas gerutan.
Setelah
didekati alas itu walaupun banyak poohon yang besar, pohon-pohon itu tidak kelihatan,
hanya pohon bambu yang ada di sebelah timur, maka dari itu Dewi Margo Sari
mendekati pohon bambu tersebut . Dan setibanya di bawah pohon bambu beliau
berhenti sambil duduk.
Dan sesudah istirahat sambil
duduk Dewi Margo sari langsung semedi meminta petunjuk kepada Sang Hyang Widi
Kuasa / Yang Maha Kuasa supaya tidak tertangkap oleh Prajurit Majapahit yang
mencari, sebab kwartir diambil istri oleh Patih Gajah atau dipenjara. Dan lagi
Dewi Margo sari meminta kepada Yang Maha Kuasa kalau dapat suami yang seimbang
pengetahuannya dan orang yang muda. Waktu itu Dewi Margo Sari belum memeluk
agama islam dan masih memeluk agama Hindhu dan Budha tetapi hatinya baik dan
lurus pikirannya.
Setelah beberapa bulan bersemedi beliau merasa haus mau minum, kemudian
beliau mengambil susuk konde yang dipakai, setelah diambil susuk tersebut dari
kondenya langsung oleh Dewi Margo Sari ditancapkan ditanah yang ada didepannya
dan setelah dicabut susuk tersebut keluar airnya sampai mengalir dan beliau
merasa tenang dan tidak nnerasa haus lagi.
Dewi Margo sari setelah merasa tenang sebab beliau sendirian, supaya tidak
tidur kalau malam Dewi Margo Sari menembang sanepon/rengeng-rengeng, kalau
siang beliau cari makanan kemana-mana untuk bekal hidup, hampir tidak ketahuan
orang sebab kalau mau ketemu orang beliau menghindar karena takut kalau
dilaporkan pada kerajaan Majapahit karena prajurit Majapahit banyak yang
disuruh mencari oleh Patih Gajah.
Patih Gajah di marahi oleh Prabu Karto Wijoyo (Raja Majapahit) karena
larinya Dewi Margo Sari dari keraton, sebab putri-putrinya Prabu Karto Wijoyo
senang pada Dewi Margo Sari. Menurut riwayat, Dewi Margo Sari mau diambil istri
selir oleh Raja Majapahit maka dari itu Prabu Karto Wijoyo marah besar pada
Patih Gajah sampai patih Gajah di pidana aatau dipenjara di gua Gatunggo
tempatnya di kaki Gunung Lawu.
Tembbang sanepon Dewi Margo Sari seperti ini ::
Jimat siji kanggo tresnaneng ati...
Kang iso nyawidi marang rogo iki....
Kulawan sukmo kang sejati....
Lan sing iso ngastiti lan ati-ati....
Kangge Made marang gusti...
Artosipun kado ngeten :
Sinten mawon wonge tugi dateng kulo gusti kangge nulungi kulo kulawan
manahipun kang ikhlas leres-leres lahir batos kang saget nulungi kulo kelawan
mayungi kulo, kulo purun gusti dados garwanipun nek wong nipun puron dateng
kulo nek lerse-leres sukmanipun manunggal sejati dateng kulo. Wong kang sing
leres-leres Anggada ilmu sing iso nuntun marang kulo kangge pemadang ing manah,
supatoso gesang kulo mbenjang mboten ngalongso Made dateng kerso panjenengan
gusti (namong panjenengan kang kuoso gusti)
ADS HERE !!!