Kawan blogger kamarin posting tentang Keutamaan Ilmu Fiqih postingan sekarang adalah tentang Niat ketika belajar. Mari kita simak.
Bagi seorang pelajar hendaknya meletakkan niat selama dalam belajar. Karena niat itu pangkal segala amal. Sebagaimana disabdakan Rasulullah saw : “ Sahnya semua perbuatan itu apabila disertai niat”. Hadits Shahih.
Sebaiknya setiap pelajar mempunyai niat :
1. sungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan keridhaan Allah swt, agar mendapat pahala kelak di akhirat.
2. Menghilangkan kebodohan yang ada pada dirinya dan kebodohan orang –orang yang masih bodoh.
3. Menghidupkan dan melestarikan agama silam. Karena, kelestarian agama itu sendiri dapat terjaga apabila ada ilmu.
Tidak syah bagi orang yang melakukan zuhud dan taqwa tanpa dasar ilmu. Beliau , Imam besar Syeh Burhanuddin, pengarang kitab Al-Hidayah pernah membaca syair kepada sebagian ulama, yang artinya sebagai berikut :
“ Besar kerusakannya bagi orang alim yang melakukan sesuatu yang tidak menurut agama. Dan lebih besar kerusakannya apabila ada orang bodoh melakukan ibadah tanpa ilmu”.
“ Kedua orang tersebut hanya akan membuat fitnah yang besar di dunia ini, bagi orang lain yang mengikuti di dalam melakukan agamanya”.
4. Syukur karena mendapat kenikmatan berupa akal dan badan sehat, jangan sampai niat itu hanya ketika berhadapan dengan manusia atau agar mudah memperoleh harta benda, terpandang mulia di hadapan pemimpin, dan niat lain yang bukan karena Allah swt.
Syekh Muhammad Ibnu Hasan Rahimatullah berkata :” Seandainya semua manusia itu menjadi budakku, tentu aku akan merdekakan semua dan aku bebaskan semua dari tanggungannya, sehingga aku merasa bersih dari hak-hak manusia. Barag siapa yang telah merasakan kemanisan ilmu dan amal, maka ia tentu tidak mempunyai harapan atas hak orang lain”. Beliau,Syekh Imam Al-Ajal Qowamuddin Hammad Bin Ibrahim bin Ismail Ash-Shafari Al-Anshari pernah membacakan sebuah syair kepadaku, Syair ini dari Abu Hanifah, artinya berbunyi sebagai berikut :
“ Barang siapa yang belajar (mencari ilmu) hanya untuk tujuan akhirat, maka ia akan mendapat (memperoleh) kebahagiaan, karunia, dan petunjuk dari Allah. Sebab, dengan niat yang demikian itu, ia dapat menuju kebenaran dan memperoleh keutamaan”.
“ Barang siapa mencari ilmu dengan tujuan agar di hormati dan dimuliakan oleh manusia, maka ia mengalami kerugian besar”.
Seyogyanya bagi setiap pelajar, berfikir dengan sungguh-sungguh. Karena, untuk memperoleh ilmu pengetahuan tersebut, harus melalui perjuangan yang tidak sedikit (gampang), akan tetapi harus bersusah payah. Karenanya, apabila telah berhasil memperoleh ilmu tersebut, jangan dipergunakan untuk mencari harta benda, yang kedudukannya tidak seberapa dan cepat sirna. Terdapat syair yang artinya sebagai berikut :
“ Adapun dunia, ia adalah sedikit dari yang paling sedikit, dan orang yang mencintainya adalah lebih hina dari yang paling hina”.
“ Dunia dengan sihirnya dapat membuat tuli dan buta masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi bingung, tidak mempunyai pegangan”.
Dan seyogyanya bagi ahli ilmu, janganlah mempunyai sifat tama’ ( menginginkan sesuatu yang bukan semestinya). Sebab, hanya akan menjadikan dirinya hina. Juga menjaga sesuatu yang menyebabkan ilmu beserta ahlinya hina. Selanjutnya, hendaklah melakukan tawadlu’ (rendah diri). Dalam kitab Akhlak di terangkan : tawadlu’ dan Iffah, keduanya hampir sama pengertiannya, yaitu perilaku yang tengah-tengah antara sombong dan rendah diri.
Imam Abu Hanifah Rahimatullah berkata kepada teman-temanya : “ Jika engkau memakai sorban, buatlah yang besar (longgar)”. Maksud dari kata-kata tersebut adalah untuk menjaga, agar ilmu dan orang punya ilmu itu jangan sampai kelihatan remeh, apalagi sampai di remehkan.
Demikain postingan apabila ada kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saran kami butuhkan dalam pembuatan postingan serta perbaikan blog ini. Terimakasih.
Potingan selanjutnya Insya Allah tentang “ MEMILIH ILMU, GURU DAN TEMAN “ Di tunggu ya.
Salam blogger.