Sebelum ujian
kesabaran menimpa dirinya, Nabi Ayyub mendapat nikmat yang melimpah dari Allah.
Dia diberkati dengan tubuh yang bugar dan wajah yang cantik. Ia juga dikaruniai
keturunan yang baik dan istri yang setia. Menurut para ulama terkemuka, nama
istri Nabi adalah Ayyub Rahma binti Afraim bin Yusuf bin Ya'qub.
Dari sisi materi, Allah memberikan kekayaan yang melimpah sehingga Nabi Ayyub
menjadi orang yang kaya raya. Selain uang, aset tersebut juga berwujud tanah
dan bangunan luas di wilayah Batsniyyah, salah satu wilayah negara Huran.
Dia juga memiliki
begitu banyak lembu sehingga tidak ada yang bisa menandinginya. Hewan ternak
berupa unta, sapi, kuda, keledai dan kambing.
Nabi Ayyub sangat mensyukuri banyaknya nikmat yang Allah berikan. Dia menjadi
hamba yang saleh yang mencintai orang lain. Nabi Ayyub dengan hati-hati merawat
anak yatim, janda dan orang-orang yang bepergian tetapi tidak punya uang untuk
melanjutkan (ibnu sabil) dan menafkahi fakir miskin.
Sifat sabar dan
penyayang Nabi Ayyub a.s. memiliki keturunan dan makanan yang banyak. Ia selalu
bersyukur dan rajin beribadah. Hal ini membuat setan cemburu. Ia meminta izin
Allah SWT untuk mengutus Nabi Ayyub a.s. untuk menguji. Apa yang akan dilakukan
Iblis lakukan kepada Nabi ? Ayyub a.s? Apakah Iblis berhasil menantang
imannya?"
Nama Ayyub
alaihissalam disebutkan oleh Allah bersama para nabi lainnya dalam Surat
Al-Qur'an An-Nisaa' ayat 163:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
menurunkan wahyu kepada Nuh dan para Nabi terakhir, dan Kami telah menurunkan
wahyu (juga) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan keturunannya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun , dan Sulaiman, dan Kami memberikan Mazmur kepada
Daud.
Kemudian Allah berbicara tentang ujian untuk Ayyub dan bagaimana dia dengan
sabar menghadapinya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Sad ayat 41-44:
“Dan ingatlah hamba kami Ayyub ketika dia berseru kepada Tuhannya,
'Sesungguhnya aku diganggu oleh setan dengan rasa sakit dan malapetaka.' Tuhan
berkata, 'Injak kakimu; ini air dingin untuk mandi dan minum.
Dan Kami berikan kepadanya (kumpulkan) keluarganya, dan Kami gandakan jumlah
mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang berakal.
Dan ambillah
seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dan janganlah kamu melanggar
sumpah itu. Sungguh, Kami temukan pada dirinya (Ayyub) seorang yang sabar. Dia
adalah hamba yang terbaik. Sungguh, dia sangat taat (kepada Tuhan).”
Allah menguji Nabi Ayyub dengan mencabut semua nikmat yang melimpah yang telah
dianugerahkan-Nya kepadanya. Pertama, Allah menyebabkan Ayyub alaihissalam
memiliki penyakit kulit di sekujur tubuhnya.
Bahkan Ibnu
Katsir menjelaskan, tidak ada satu pori pun di tubuh Nabi Ayyub yang selamat
dari judzam (kusta). Dengan ini, Allah telah meningkatkan keanggunan wajahnya
yang cantik.
Tubuhnya yang sehat, segar, dan kuat, Tuhan angkat dengan memukul tubuh yang
sangat lemah karena sakit. Dia sangat lemah sehingga Nabi Ayyub diberitahu
bahwa dia tidak bisa pergi ke kamar mandi sendirian di kamar mandi, sehingga
istrinya harus menemaninya.
Allah mengambil putra-putrinya, mereka semua mati. Tak berhenti sampai di situ,
rejeki Nabi Ayyub yang melimpah dibandingkan kuantitasnya juga dirampas oleh
Allah.
Nabi Ayyub juga jatuh miskin. Seiring dengan penyakitnya, semua orang menjauh
darinya. Nabi Ayyub juga diasingkan ke suatu tempat. Hanya istrinya yang setia
menemaninya, serta dua sahabat yang selalu menjenguknya.
Para ulama
berbeda pendapat tentang berapa lama Nabi Ayyub menjalani ujian tersebut. Ada
yang mengatakan bahwa Nabi Ayyub telah sakit selama 18 tahun. Ada juga yang
hanya memikirkan tiga tahun. Sebagian ulama juga menyebutkan bahwa Ayyub
alaihissalam mengalami musibah selama 7 tahun, 7 bulan, dan 7 hari.
Namun Rasulullah, saw, pernah berkata, seperti yang dilaporkan Anas bin Malik,
tentang waktu Nabi Ayyub mengalami cobaan ini:
“Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ‘alaihissalam telah menjalani cobaan beratnya selama
delapan belas tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga besarnya tidak
menolaknya kecuali dua kerabat laki-laki. Mereka adalah dua bersaudara yang
selalu membesarkannya dan pernah bertemu dengannya.
Istri Nabi Ayyub
itu sangat miris melihat kondisi suaminya. Hingga suatu ketika, saat membawakan
makanan untuk Nabi Ayyub, wanita tersebut menyarankan sesuatu kepadanya.
“Wahai Ayyub, jika kamu mau meminta kepada Allah, pasti Dia memberikan jalan
keluar untukmu,” kata sang istri yang sudah tidak tahan melihat Ayyub
alaihissalam sakit sekian lama.
Namun, bagaimana tanggapan Nabi Ayyub? Dia menolak dengan alasan yang luar
biasa. Jawaban ini menunjukkan betapa tingginya tingkat keimanan Nabi Ayyub. Ia
juga menunjukkan kesabaran yang luar biasa saat menanggapi permintaan
istrinya.
“Saya telah menerima kesehatan selama 70 tahun. Penyakit ini masih sedikit
karena apa yang Allah telah lakukan kepada saya sehingga saya bisa bersabar
karena masa sehat saya adalah 70 tahun,” jawab Nabi Ayyub. Semua terpengaruh
oleh cobaan berat yang telah ditimpakan Allah kepadanya. Dua sahabat setia yang
berkunjung dan membawakan makanan juga mencemaskan cobaan sang peramal Ayyub.
Salah satu dari mereka tiba-tiba mengira bahwa cobaan Nabi Ayyub mungkin
disebabkan oleh dosa berat yang telah dilakukannya.
Kecemasannya diteruskan ke teman lain. Sahabat ini kemudian meneruskannya
kepada Nabi Ayyoub. Ketika mendengar hal itu, dia sangat sedih, tetapi kemudian
Nabi Ayyub secara terbuka berbicara tentang kondisinya dan menyangkal prasangka
tersebut. Meski telah menghadapi berbagai musibah, mulai dari kematian
anak-anaknya, kehilangan semua hartanya, penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
Nabi Ayyub As. menghadapi semua ini dengan sabar. Kisah Nabi Ayyub As
selengkapnya dapat Anda temukan dalam buku Kisah Abadi Nabi Ayyub As.
Nabi Ayyub lulus
ujian dan menerima banyak hadiah dari Allah
Karena kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa dalam ujian itu, Allah pun
menunjukkan jalan keluarnya. Allah berfirman tentang hal ini dalam surat
Al-Qur'an Al-Anbiya ayat 83-84:
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, '(Tuhan),
sesungguhnya aku ditimpa penyakit, sedangkan Engkau Maha Penyayang dari
semuanya.
Maka Kami kabulkan (doanya), kemudian Kami sembuhkan penyakitnya dan kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami gandakan jumlah mereka) sebagai
rahmat dari Kami, dan sebagai pengingat bagi semua yang beribadah
kepada-Ku.”
Kisahnya seperti firman Allah dalam Surat Sad ayat 41-44 di atas. Allah
turunkan kepada nabi Ayyub yang menginjak tanah. Kemudian dari sana, Tuhan
mengirimkan mata air yang dingin. Nabi Ayyub terjun ke mata air untuk mandi di
mata air tersebut hingga penyakit kulit sembuh dari tubuhnya. Allah pun
memerintahkan Nabi Ayyub untuk minum dari mata air tersebut. Kesejukan air
tersebut kemudian mampu membersihkan jiwa Nabi Ayyub, sehingga kesehatan fisik
dan mentalnya kembali pulih. Kekuatannya dipulihkan, seolah-olah dia tidak
pernah sakit.
Saat hendak menemui istrinya, sang istri tidak mengenali Nabi Ayyub. Padahal
Nabi Ayyub terlihat sehat seperti saat beliau sehat. Bahkan, wanita tersebut
mengingat postur dan wajah Nabi Ayyub sebelum jatuh sakit.
Namun, di bawah bayang-bayang istri Nabi Ayyub, dia masih lemah dan memiliki
penyakit kulit, sehingga tidak menyangka suaminya akan sembuh lebih cepat. Keduanya
dengan senang hati mengucap syukur kepada Tuhan.
Menurut firman Allah dalam Surat Al-Anbiya dan Surat Sad di atas, Dia juga
mengutus anggota keluarga Nabi Ayyub dalam jumlah ganda. Rezeki Nabi Ayyub pun
dikembalikan oleh Allah sebagai hadiah atas kesediaannya menjalani cobaan.
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa untuk mengembalikan rejeki Nabi Ayyub,
Allah mengirimkan dua awan. Satu awan mengaburkan tumpukan gandum, sementara
awan lainnya mengaburkan tumpukan jelai.
Awan yang menutupi gundukan gandum memancarkan "hujan" emas.
Sementara awan menaungi juwawut mengeluarkan uang. Dengan begitu, rejeki Nabi
Ayyub kembali melimpah. Dalam versi lain disebutkan bahwa Nabi Ayyub memiliki
dua buah dada. Satu peti untuk gandum dan satu untuk jelai. Allah mengirim dua
awan untuk menaburkan emas di kotak emas sampai meluap. Awan lain menuangkan
uang ke peti jelai hingga meluap juga.
Tak berhenti di situ, Allah pun mengembalikan rejeki Nabi Ayyub dengan cara
lain. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Nasa'i dari Abu Hurairah,
Nabi bersabda: